Ketikanku

Perkembangan yang tak maju, rasa sombong yang merajalela, bagai katak dalam tempurung. pemikiran sempit nan rumit, tak ada bakat, tak dekat tuhan pula. Merasa berusaha namun tak lakukan apapun. Kosong. Tak berguna. Lakukan kegiatan social? mitos. Memperbaiki hubungan socialnya sendiri saja tak sanggup. Merubah ekonomi? Apa lagi, otaknya mungkin tersumpal bendungan hayal cinta. Merasa dirinya dicintai sudah sesuatu yang luar biasa yg ia lakukan. Egoisme selalu menjadi sifatnya, pemarah, pendiam,namun sejuta pikiran tak berguna ada diotaknya, lagi-lagi hanya hayalan semata. “Aaaaa….. lelah…” teriaknya. Aku tertawa “apa yang kau kerjakan hah? kau tak melakukan apapun nak”. Aku pun membalikan punggungku dan meninggalkannya. Ia hanya duduk terpaku diam, yah seperti biasa hanya melakukan itu saja. Ratu khayal mungkin itu julukanmu, pantas, ya julukan yang sangat pantas. Lain kali tak usah berfikir jika ingin melakukan sesuatu, karena setidaknya kau bergerak 1 cm dari p

“TAMPARAN JODOHKU” Dimalam hari yang sunyi, dingin dan gelap, ku duduk di sebuah bangku yang terbuat dari kayu jati yangdi fitur dengan halus dan mengkilap di dalam ruangan asrama. Ku duduk termenung memikirkan sesuatu yang membuat ku penasaran. “apa yang dilakukannya? Mengapa dia disana? Ada apa dengan rautan muka sedih itu?” ujar ku yang terheran-heran. Akhirnya kuputuskan esok hari untuk mencari tau apa yang terjadi dengan gadis itu. *** Aku pendatang baru di kota ini. Aku melanjutkan pendidikanku disini, lebih tepatnya di salah satu universitas favorit di kota ini. Namaku Reza Purnama, aku dilahirkan pada saat bulan purnama itu sebabnya namaku memiliki arti rezeki di bulan purnama. Aku di lahirkan di Padang dan dibesarkan disana pula. “Mengapa kau harus kuliah jauh-jauh Nak?   Disinikan banyak universitas ternama dan juga bagus”, ujar   Ayahku saat ku mengatakan keinginan ku untuk sekolah di yoyga. “Iya Nak, benar apa yang dikatakan oleh ayah mu”, sahut ibuku.